The Miracle of Al-Qur’an

oleh @trinitautami

Ada suatu penjelasan menarik yang menghadirkan berjuta alasan aku ingin mengenal Al-Qur’an lebih jauh lagi, lebih dalam lagi.

“dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
(QS. At-Talaq ayat 3)

Seakan usaha sampai larut memeras peluh dan mengabaikan Sunnah demi membanting tulang belulang kehidupan mengumpulkan pundi rupiah, jika tidak dibarengi dengan iman dan amal sholeh sungguh tidak ada artinya.

Kata-Nya, ia akan mencukupkan rezeki ku dari arah mana saja asalkan aku bertaqwa.

Dulu siangku terbuang dengan pekerjaan yang melumat rasa membatukan asa.

Sorenya kuhabiskan untuk mengomeli bisingnya mobil dan macetnya jalan raya. Mengeluh jadi kebiasaan baru dan berharap itu kan mengubah keadaan.

Nyatanya hatiku semakin sempit dan segalanya terasa sesak.

Tujuanku ingin seperti orang lain yang bahagia dengan kehidupan dibangku kuliah, belajar menjadi cermat, lulus dengan hasil hebat, kerja di tempat yang tepat, mendapat rupiah dengan nikmat.

Iya, aku ingin seperti yang lain

Berharap semua baik-baik saja, tanpa berpikir bahwa taqwa adalah jalan terpenuhinya segala kebutuhan.

Tapi…

Aku lupa bahwa semua akan ditinggalkan.
Aku lupa bahwa dulu Imam Asy-Syafi’i mencintai ilmu hingga tak bermain dengan kawannya, ia tak ingin menjadi seperti yang lain.
Aku lupa bahwa telah binasa kaum yang selalu ingin mengikuti kebiasaan yang dibuat manusia berupa standar hidup rata-rata.
Aku lupa bahwa Allah ﷻ menciptakan aku hanya untuk beribadah.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”
(QS. Adz-Dzariyat ayat 56)

Maka kuputuskan untuk mengubah haluanku, menempuh jalan taqwa dengan Al-Qur’an Nulkarim bertujuan menggapai hakikat yang tak berhujung, masa yang lebih kekal dari kasih seorang ibu.

Akhirat.

Akhirnya aku berjuang di universitas kehidupan yang murni pengajaran-Nya, berinteraksi dengan dosen Sang Maha, dan belajar melalui kalam-Nya yang tak akan usang hingga mentari terbit dari barat.

Kelasku luas beratapkan langit yang tak jumawa meski milyaran tahun ia berdiri kokoh tanpa penyangga. Hingga ia dapat mengajariku berdiri tegap diatas tanah yang jasanya abadi meski tak berharap pujian seperti senja yang sementara.

Salam,
Panjang Umur Perjuangan

Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CJ018kjM5An/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *