Sombongnya penghafal Al-Qur’an tuh bukan saja pada jalannya dengan wajah yang mendongak.
Bukan pula tentang tak maunya ia jika opininya terkalahkan.
Sombongnya penghafal Al-Qur’an tuh ketika ia mulai asing dengan murajaah.
Sombongnya penghafal Al-Qur’an tuh ketika ia mulai membuka Al-Qur’an mendekati lomba musabaqoh
Al-Qur’an dan merasa diri lebih hebat dari mereka yang tidak terseleksi menjadi peserta.
Sombongnya penghafal Al-Qur’an tuh ketika ia mulai mengamalkan isi Al-Qur’an, lalu berharap pujian orang satu per satu membanjiri diri ataupun sosmed.
Sombongnya penghafal Al-Qur’an tuh ketika ia ingin sekali cepat-cepat menyelesaikan sholatnya. Jauuh..jauh sekali dari kata khusyu’, apalagi mengulang ayat-ayat yang telah dihafal dalam sholat tersebut.
Dan…sombongnya penghafal Al-Qur’an yang tak dirasa adalah ketika durasi lekatnya tangan dan mata pada ‘setan gepeng’ (HP) lebihlah lama dibanding bersama mushaf.
Mushaf Al-Qur’an nampaknya semakin tebal saja debunya.
Ia sedang mengalami kerinduan berat kepada tuannya, rindu bersama mengulang ayat-ayat-Nya, mentadabburi bersama dan mengokohkan bersama dalam sholat.
“Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan.”
(QS. Al-Furqan ayat 30)
Adakah salah satu tanda kesombongan itu pada dirimu?
Semoga tidak ya. Mari berdoa agar Allah ﷻ menjauhkan kita dari sifat sombong, terutama sombong terhadap kalam-Nya.
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CQI9F3vsh8C/