Tak jauh beda dengan sulitnya persiapan dan perjuangan para atlet pada Olimpiade Tokyo 2020, maka perjuangan untuk menjadi Ahlul Qur’an juga tak kan mudah dan semulus kain bludru.
Jika para atlet perlu melakukan pemanasan beberapa menit/jam, lanjut latihan hingga dinginnya malam tak terasa telah menusuk kulit mereka.
Maka, apakah kita berani menyimpulkan bahwa kemenangan mereka hanya sekedar keberuntungan? Tentu tidak bukan?
Maka, layaknya para atlet, sungguh saat diri telah berazzam ingin menjadi ahlul Qur’an, maka step by step harus berani kita lalui dengan tekun.
Mulai dari tahsin yang sungguh menguras kesabaran lisan dan hati, lalu menghafal yang tak kalah menguji kesabaran dan keistiqomahan.
Belum lagi saat hafalan sudah mulai berjuz-juz. Alhamdulillah senang tentunya. Namun, bayang-bayang akan murojaah pun mulai menghantui.
Tak sampai di situ saja, beban berat selanjutnya adalah bagaimana hafalan itu mampu terasa ‘mutqin’ di lisan dan akhlaq. Sungguh tak mudah, bukan?
Semua itu terlihat susah dan berat, terlebih bagi kita yang keimanan masih jauh dari kualitas para sahabat.
Tapi tenaang. Ada solusinya kok. Solusinya adalah…
“…. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”
(QS. Ali ‘Imran Ayat 159)
Maka, solusinya adalah dimulai dengan meluruskan niat. Selanjutnya, lakukanlah step by step kecil tapi pasti dengan hati yang penuh harap ridho-Nya.
Lalu, di tengah tetap terus update niat, maksimalkan ikhtiar, dan untuk hasil, serahkan semua pada Allah ﷻ.
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CSJvfxJhiju/