Sedang Menyembelih Ego

Pandemi belum juga enyah dari bumi pertiwi. Kondisi ekonomi semakin mencekik. Rakyat semakin menjerit.

Di kala Dzulhijjah menyapa, terbayang kebahagiaan jika mampu berkurban.

Namun, apalah daya, kondisi kantong tak lagi memadai.

Tapi..di kala kondisi seperti ini, rasanya beda lho kalo menyisihkan harta untuk berkurban?

Tahu gak kenapa?

Karena dengan menyisihkan harta untuk berkorban di kala susah, feelnya tuh lebih dapat.
Kalo uang lagi banyak, terus berkurban, yah itu jajan namanya.

“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, ‘Sungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia (Habil) berkata, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.‘”
(QS. Al-Ma’idah Ayat 27)

Berkurban adalah tentang memotong rasa kepemilikan.

Penyembelihan yang terlaksana itu sejatinya bukan tentang hewan yang sedang disembelih, namun rasa kepemilikan atas ego, harta dan sifat-sifat yang selama ini tumbuh dalam diri.

So, selamat menyembelih rasa kepemilikan ya #LightSeekers. Semoga Allah ﷻ menerima kurban kita dengan peneriman sebaik-baiknya. Aamiin.

Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CRlrqI7s23b/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *