Sayang, Sering Banget Diremehin

Gemuruh dunia sepertinya bukannya tambah berkurang, namun tambah memekik suaranya. Mencekik mereka yang ekonominya dalam garis bawah.

Saat gelap mulai menyapa, pemandangan tak asing sering kita jumpai. Alas tidur dadakan ala mereka yang tidur beratapkan langit.

Dengan lugunya kita berkata, “Kasihan ya mereka, tidurnya nomaden. Makan pun tak tentu sempurna 3 kali sehari.”

Keluguan yang sungguh tak berarti. Karena tanpa sadar yang mengasihi yang lebih pantas dikasihi.

Mereka yang kekurangan tak pernah merasa kekurangan. Dan kita yang berlebih, malahan merasa kekurangan.

Enggan menyisihkan sedikit harta dengan dalih, “Ga enaklah, masak sedekah cuma 10.000. Tapi kalo 100.000 ya belum mampu sih.”

Sebuah tafsiran keadaan, antara mampu atau tak memampukan diri untuk sedekah.

Kita tak tahu jika mereka yang nomaden, dengan serba kekurangan, memiliki amalan unggulan berupa keluasaan hati untuk bersedekah semampu mereka.

Ibnul Mubarak berkata,

“Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena sebab niat. Dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil (pahalanya) karena sebab niat.”
(Al-Jami’ Ulum wal Hikam)

Mari murnikan niat dalam segala amal, karena ia adalah elemen penentu keberkahan dari setiap amal yang kita usahakan.

Hangus karena tidak lurusnya niat, atau malah tak terduga menjadi berlipat pahala bersebab murninya niat yang ada.

Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CTMvxAsBGgx/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *