Terkadang kita suka banget menggali-gali pikiran tentang kesalahan orang lain pada kita, walau katanya kita udah memaafkannya.
Entah kenapa, kadang rasanya ‘asik’ menyiksa diri dengan terbengong-bengong sambil memikirkan kesalahan seseorang yang udah berlalu.
Padahal, mungkin memang itu nafsunya supaya bisa terus berburuk sangka. Kata orang, “Kita bisa memaafkan, tapi belum tentu melupakan.”
Hmm kalo kita udah memaafkan, tapi gak bisa melupakan, jadi sebenernya kita udah bener-bener bisa maafin orang belum, sih?
Akhirnya, mungkin kita yang harus lebih banyak lagi belajar tentang mengatur emosi supaya gak memendam perasaan negatif lama-lama, menyimpan dendam, dan memaafkan-tapi-tidak-melupakan.
Yap, karena memaafkan itu berarti sebaiknya bisa ‘melupakan’ a.k.a merelakan apa yang memang sudah terjadi. Qadarullah..
Seharusnya juga, yang perlu digali lebih banyak itu adalah kesalahan diri sendiri, khususnya pada tangan dan lisan yang rasanya sering sekali menyakiti orang lain.
Pertanyaannya, bisakah kita menjadi muslim yang baik, yang tangan dan lisannya tidak menyakiti saudaranya?
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting)….”
(QS. Ali Imran ayat 159)
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CSyct30hC6a/