Meluaskan Jarak Pandang

Nabi Adam as dan istrinya, Hawa, melakukan kesalahan yang menyebabkan mereka diusir dari Syurga. Namun kelak, mereka menjadi khalifah pertama di bumi dan menjadi nenek moyang kita semua.

Nabi Ibrahim as dibakar hidup-hidup atas perintah Raja Namrud. Namun kelak, api tersebut tidak berhasil membinasakannya.

Ibunda Maryam menanggung beban jiwa dan fisik saat mengandung anaknya. Namun kelak, anak tersebut menjadi seorang Nabi dan Rasul.

Kita seringkali beranggapan bahwa kesalahan, kegagalan, keterpurukan, merupakan takdir ‘buruk’ dan akhir dari hidup kita.

Padahal, jika direnungi, takdir ‘buruk’ yang sampai kepada para Nabi, shahabiyah, ataupun lainnya merupakan cara Allah ﷻ mengarahkan kepada takdir terbaik.

Kita hanya perlu menjaga jarak pandang kita, memperlebar sudut pandang kita, meluaskan kacamata kita, dengan keyakinan dan prasangka baik terhadapNya.

Sehingga kita paham dan mengerti untuk apa takdir ‘buruk’ itu sampai kepada kita.

“..boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah ayat 216)

Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CUKeL_GhZWU/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *