Suatu hari mungkin kita pernah bertanya-tanya sama Allah ﷻ,
“Ya Allah kenapa ya orang lain bisa jalan-jalan ke luar negeri, sedangkan aku bahkan keliling Indonesia aja gak pernah?”;
“Ya Allah kok orang lain bisa ya beli makanan mahal, tapi aku tiap hari cuma makan nasi warteg?”;
“Ya Allah kerjaan dia kok enak ya dan gajinya besar?”; atau
“Ya Allah kenapa orang lain rumahnya mewah banget ya?”
Kalo dipikir-pikir lagi emang lucu, ya. Sering kali kita mikirin banyak hal yang sebetulnya itu “urusan Allah ﷻ”. Kita pengen rezekinya orang lain, sedangkan apa yang udah Allah ﷻ kasih ke kita, begitu mudahnya dilupain.
Padahal, hari ini bisa bernapas dengan lancar, itu rezeki. Bisa melihat dengan jelas, itu rezeki. Masih bisa beribadah, itu juga rezeki. Intinya, banyak banget rezeki yang udah Allah ﷻ kasih ke kita dan sulit untuk dihitung.
Bukan berarti keinginan-keinginan itu gak boleh ada. Sebagai hamba, kita berhak untuk minta ke Allah ﷻ apalagi jika tujuannya untuk beribadah. Namun, jangan sampai semua keinginan itu membutakan kita dari nikmat yang udah ada.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. An Nahl ayat 18)
Pepatah Jawa mengatakan bahwa dunia ini ‘Sawang Sinawang’, apa yang kita lihat pada orang lain tentunya akan selalu lebih baik daripada yang ada pada diri kita. Padahal, apa yang baik bagi orang lain belum tentu baik bagi kita. Apa yang menjadi kenikmatan bagi orang lain belum tentu menjadi kenikmatan yang sama jika diberikan kepada kita. Begitu juga sebaliknya.
Maka, janganlah bersedih hanya karena kita gak memiliki satu-dua rezeki yang dimiliki oleh orang lain. Sebab Allah ﷻ adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki. Ia telah memberikan segalanya sesuai takaran-Nya, sesuai perhitungan-Nya, hanya saja kita yang belum memahaminya.
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CI5aicnMpMl/