Gempita Olimpiade Tokyo 2020 baru saja terasa, harusnya setahun yang lalu suka ria ini terasa.
Namun, bagaimana lagi, serapi apapun rencana manusia, tetap saja kalah dengan skenario langit.
Menang kalah bukan saja kita kenal dalam olimpiade, menang kalah pun kita kenal dalam segala sisi kehidupan kita.
Yang menang pastinya senyumnya sumringah dengan gelar juara disertai emas plus bonus-bonus yang sudah tak sabar menanti sang pemenang.
Yang kalah, senyuman tak lagi sumringah, ketegaran hati sedang terus dikuatkan dan mulai merangkai mimpi baru.
Banyak pemenang yang dari awal tidak dijagokan, biidznillah, mereka mampu menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Pastinya dengan latihan dan doa yang tak pernah lepas setiap harinya.
Dulu aku pernah menjuarai MHQ, dengan usia SMP yang mana lawanku adalah kakak-kakak SMA. Minder? Pasti.
Sudah mau ikut alhamdulillah, menang atau tidak, terserah Allah ﷻ, yang penting udah usaha dan doa.
Biidznillah aku menang, yang tidak dijagokan pun menang. Selepas kemenangan itu guruku menasehatiku, “Nanti malam, lakukan sholat taubat ya, mohon ampun sama Allah ﷻ, karena kita tidak tahu ini nikmat atau istidraj.”
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah Ayat 216)
Berlomba dalam segala sisi kehidupan itu tak dilarang asal tidak keluar dari syariat Islam. Tugas kita hanya berusaha dan memastikan dalam semua kondisi (menang atau kalah), Allah ﷻ tetap yang utama.
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CSCAalphOtV/