Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Al Akhnas bin Syuraiq adalah orang-orang super sibuk di siang dan malam hari.
Siang, mereka habiskan untuk mengejek, memusuhi, dan mengancam Nabi Muhammad ﷺ dan para pengikutnya.
Malam harinya pun sama.
Mereka sibuk di suatu tempat, yakni rumah Rasulullah ﷺ.
Apa yang dilakukan?
Di malam yang gelap dan dingin itu, mereka bela-belain ‘standby’ di posisi masing-masing untuk menyimak bacaan Al-Qur’an Rasul sepanjang malam.
Saat fajar tiba, mereka pun pulang dan terkaget karena saling bertemu melakukan hal yang sama!
Mereka lantas malu, menyalahkan, lalu berjanji tidak akan mengulangi tindakan tersebut.
Namun nyatanya, esoknya?
Ketemu lagi!
Besoknya lagi?
Ketemu lagi!
Al-Akhnas pun bertanya pada Abu Jaahal, “Wahai Abu Hakam (sapaan Abu Jahal), apa yang kamu rasakan saat mendengar Muhammad?”.
Dengan angkuhnya ia menjawab, “Kita telah bersaing dengan keturunan Bani Abdul Manaf dalam kemuliaan. Mereka memberi makan orang, kita pun memberi makan orang. Mereka menolong orang, kita pun menolong orang, sampai kita kalah seperti halnya tadi malam. Seolah kita adalah kuda yang tergadaikan. Maka, kita tidak akan mengimani dan membenarkannya!”
Begitulah #LightSeekers. Sedikit kisah tentang sekelompok orang yang sebenarnya terpesona dengan Al-Qur’an, tapi dikalahkan dengan kesombongan dan kegengsian mereka. Hatinya bilang yes, tapi kelakukan berkata no.
“Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih.”
(QS. Luqman ayat 7)
Sejatinya, tidak ada gunanya untuk sombong dan mengingkari ayat-Nya.
Kalau tetap sombong? Tenang, di akhirat nanti ada ‘basyar’ (kabar gembira) bagi mereka berupa azab yang pedih.
Tunggu aja.
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CQVzNq_sv5N/