Diam-mu Bukanlah Kesabaran

Gemuruh dalam dada. Panas menggelora. Panasnya hingga sampai pada telinga serta pikiran yang telah hilang akal sehatnya.

Jika kita diam, maka sesungguhnya diam itu bukanlah kesabaran, setidaknya belum. Karena memang jelas amarah telah hadir dalam diri kita.

Namun jika kita tidak diam, pasti ledakan amarah itu membuat kita menyesal di kemudian hari.

Sabar adalah tenang, dan kadang kita memang perlu untuk tidak tetap diam agar orang lain mengerti bahwa apa yang ia lakukan adalah salah.

Memang perlu pandai-pandai melihat situasi. Karena kadang kita perlu tetap diam, kadang kita juga perlu untuk bicara.

Bukankah itu yang dinamakan menasehati dalam kebenaran?

Dan yang menjadi PR bagi kita adalah sabar itu sendiri. Meskipun diam kita belum sampai pada kesabaran melainkan cara kita menahan diri dari amarah, it’s ok.

Semua butuh berproses dan kita harus mau untuk berproses. Semoga perubahan dari diam nya kita menuju hati yang tenang Allah mudahkan, hingga kita mampu bicara kepada orang lain dalam keadaan salam..

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi ﷺ, “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Janganlah engkau marah.” Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi ﷺ (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah.”

(HR. Bukhari)

Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CX03WT3hXM0/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *