Untuk sebentar saja, mari kita tengok sejarah kebesaran Islam di masa lampau!
Ada Khalid bin Walid yang tak pernah kalah dalam medan pertempuran, namun syahidnya justru di atas kasur.
Ada Umar bin Abdul Aziz yang kepimimpinannya sebentar, namun banyak yang menginginkan keberlanjutan atas kepimimpinannya itu.
Ada Harun Ar-Rasyid yang pada masa mudanya telah memegang tampuk kepemimpinan Dinasti Abbasiyah. Menjadikan masanya sebagai “The Golden Age of Islam”.
Ada pula Muhammad Al-Fatih yang dengan gagahnya membenarkan hadits Rasulullah ﷺ.
Kematiannya dirayakan umat Kristiani, ketakutan mereka seakan sirna atas kematian panglima handal itu.
Kita yang saat ini mempelajari kisah-kisah itu mungkin berandai,
“Andaikan saja Al-Fatih benar-benar hidup 20 tahun lagi seperti yang diungkapkan orang Kristen pada masa itu, mungkin Roma saat ini sudah tertaklukkan.”
Setiap dari kita sebenarnya sedang mengemban misi hidup masing-masing. Bisa jadi hikmah besar Allah ﷻ mewafatkan Al-Fatih dalam waktu secepat itu karena memang misinya sudah selesai.
Lantas, bagaimana keshahihan hadits Rasulullah ﷺ mengenai penaklukan Roma?
Hadits itu tentunya benar adanya, tinggal pembuktiannya ada pada pundak umat Islam akhir zaman ini. Apakah kita mau mengikhtiarkannya atau hanya bersantai ria bak di pantai.
“Katakanlah (Muhammad), ‘Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.’ Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”
(QS. Al-Isra’ ayat 84)
Khalid bin Walid, Umar bin Abdul Aziz, Harun Ar-Rasyid dan Muhammad Al-Fatih telah menyelesaikan misinya di dunia ini.
Dan kamu, apakah sudah menemukan misi atas penciptaan Allah ﷻ terhadapmu #LightSeekers?”
Link Instagram:
https://www.instagram.com/p/CUSJoI-BpRo/